MANHAJ TAGHYIR KESEIMBANGAN ANTARA MARHALAH TAKRIF, TAKWIN DAN TANFIDZ

Oleh : Sofyan Siroj, Lc,MM

Muqoddimah

 “Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila Dia menyeru-mu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada-mu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.”

(QS Al-Anfal: 24)

 “Dan jangan kamu melawan undang-undang alam, sesungguhnya ia senatiasa menang, akan tetapi berusahalah agar ia dapat kamu gunakan, alihkan arusnya, dan manfaatkan sebahagiannya ke atas sebahagian yang lain, dan tunggulah saat kemenangan, ia sebenarnya tidak jauh.”

(Risalah: Adakah Kita Kaum Yang Bekerja).

 Kita menghajatkan Perubahan,Adalah fakta bahwa umat Islam menjadi mayoritas di negeri ini.Adalah fakta bahwa kita negara berpenduduk muslim terbesar di dunia ini
Dan adalah fakta bahwa terdapat banyak gerakan keislaman di bumi kita ini.Tapi apakah semua fakta tersebut mampu bicara banyak pada ranah realita?Apakah jumlah mayoritas kita sudah mampu mensibghah kehidupan masyarakat ke dalam sibghatullah?

Apakah banyaknya jumlah kita berhasil melahirkan generasi yang dicita-citakan sebagai penegak panji Allah?Jawabanya adalah belum. Masih jauh panggang dari api; karena manhaj yang kita pakai melarang dari manhaj nubuwwah; karena keislam kita sendiri tidak sampai mewarnai tashawwur dan suluk kita sehari-hari. Untuk itu kita harus berubah. Kita harus melakukan perubahan sesuai dengan manhaj yang dulu dilakukan oleh Rasulullah, yang mampi menciptakan perubahan rabbani dari masyarakat yang awalnya jahili menjadi masyarakat robbani.

Tiga Marhalah Dakwah Ikhwan

 Para pendukung dakwah harus senantiasa ingat tentang tiga marhalah dakwah yang telah ditentukan oleh Imam Hasan Al-Banna rahimahullah,yaitu: takrif, takwin dan tanfiz.

Seperti yang beliau nyatakan rahimahullah:

“Adapun tadarruj (berangsur-angsur) dan berpegang kepada tarbiyah dan kejelasan langkah sepanjang jalan Ikhwan karena disebabkan mereka beriktikad bahwa dakwah itu ada tiga marhalah: marhalah di’ayah (propaganda), takrif (pengenalan), tabsyir (berita gembira) dengan fikrah, dan berusaha menyampaikannya kepada segenap segmen masyarakat. Kemudian marhalah takwin (pembentukan), pemilihan pengikut, penyediaan tentara, persiapan shaf dari kalangan mad’u. Kemudian datang marhalah tanfiz (pelaksanaan), amal dan produktivitas. Kebanyakan marhalah ini biasanya berjalan serentak, selaras dengan kesatuan dakwah serta keutuhan hubungan ketiga-tiga marhalah tersebut. Maka da’i bertindak menyeru, dalam masa yang sama dia memilih dan mentarbiyah, dan dalam masa yang sama juga beramal dan melaksana.”

(Risalah Muktamar Khamis)

 Keseimbangan Antara Tiga Marhalah Adalah Penting:

Oleh karena itu, para pendukung dakwah hendaklah berusaha ke arah mewujudkan keseimbangan di antara ke tiga-tiga marhalah dengan tidak memberatkan yang satu ke atas yang lain atau dengan kata lain tanpa mengurangkan atau mengabaikan yang lain, karena Allah telah menjadikan alam ini ada undang-undang dan sunnahnya (ketentuannya). Menjadi kewajibanpara pendukung dakwah yang mengikutinya, berusaha memanfaatkan sesetengahnya ke atas setengah yang lain dan jangan sekali-kali berlawanan secara frontal dengannya karena sesungguhnya situasi dan kondisi saat ini tidaklah normal. Umat yang berjuang sangat berhajat kepada pembinaan jiwa, keutuhan akhlak serta mengokohkan pengikutnya di atas kepribadian para pejuang (mujahid) sehingga mampu berdiri teguh di tengah-tengah onak duri dan badai ombak yang mengganas.

Sesungguhnya kewajiban utama dan peranan terpenting yang dikehendaki oleh dakwah khwan adalah mentarbiyah ummat supaya memiliki jiwa mulia, berakhlak terpuji lagi tinggi, beramal untuk menyuburkan semangat perjungan sebenar dalam jiwa ummat sehingga mampu mempertahankan kemuliaannya dan berupaya mengembalikan keagungannya serta sanggup menanggung halangan dan kesusahan demi mencapai  tujuan yang diharapkan.

Di atas prinsip inilah terbinanya kebangkitan umat dan bangsa. Dan agar terlaksana semua itu, maka para pendukung dakwah dikehendaki menyebarkan fikrah umum ini ke tengah-tengah manusia dengan pelbagai pendekatan nasihat dan tunjuk ajar, memberi khidmat untuk masyarakat awam dengan mendirikan bangunan tertentu untuk dimanfaatkan oleh umum dan sebagainya seperti media untuk menyampaikan ilmu sebagai saham untuk meningkatkan keiltizaman manusia kepada prinsip, akhlak, nilai-nilai Islam dalam bentuk amali dan pelaksanaan yang akhirnya memberi saham untuk proses membina dan membentuk bagi anasir-anasir soleh yang mampu menanggung bebanan dakwah tanpa syak dan teragak-agak. Semua yang disebut di atas akhirnya akan melahirkan kerja yang berkesinambungan, perjuangan tanpa henti, jihad yang tidak mengenal arti penat untuk sampai ke tujuan yang di tuju.

Sesungguhnya para pendukung dakwah dalam aktivitas dakwahnya sangat mungkin akan berhadapan dengan situasi yang tidak mendukung dakwahnya saat melalui tiga marhalah dakwahnya.. Para pendukung dakwah hendaklah mengetahui bahwapemikiran-pemikiran dakwahnya yang syumul harusnya dimulai dari Islahul fardi, ., kemudian rumahtangga Islam, menunjuk ajar masyarakat kepada taklim Islam dan ajaran-ajarannya, kemudian membebaskan tanahair, mengislah negeri-negerinya sehingga memenuhi kehendak Islam yang sebenarnya, kemudian mengembalikan entitsd antarabangsa umat Islam dan seterusnya menegakkan ustaziyyat al-alam (New World Order = Tatanan Baru Dunia). Semua langkah besar ini ini menuntut para pendukung dakwah bergerak seiring dengan tiga marhalah ini tanpa mengabaikan keseimbangan, karena adanya kesatuan amal, pertautan antara satu bagian dengan bagian yang lain memberi saham kepada kesinambungan kejayaan amal, pertumbuhan dan perkembangannya serta penyebarannya dalam segenap sudut kehidupan.

Ihtitam

Perjuangan ini perlu kepada kesabaran, tsabat dan taqwa kepada Allah SWT seperti firman-Nya

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu beruntung”. (QS Ali-Imran: 200)

Baca Juga

Ramadhan Bulan Produktif

Pekanbaru – Bulan mulia kembali hadir ke tengah kita. Sebuah anugerah luar biasa bagi umat …